BAB
1
PENDAHULUAN
1.1.LATAR BELAKANG
Pentingnya optika bagi
ilmu fisika, dan bagi ilmu pengetahuan pada umumnya, begitu besar sehingga kita
akan membahasnya dalam makalah ini. sepanjang kajian ini kita akan membahas
mengenai cahaya yang dinyatakan dalam gelombang, dan akan memperkenalkan
prinsip Huygens, sebuah mata rantai penting yang menghubungkan sudut pandang
sinar dan sudut pandang gelombang.
Dalam subbab ini kita
akan menggunakan model sinar dari cahaya untuk menyelidiki dua aspek yang
paling penting mengenai perambatan cahaya : refleksi dan refraksi. Bila sebuah
gelombang cahaya menumbuk sebuah antarmuka (interface) halus yang memisahkan
dua material transparan (material tembus cahaya) (seperti udara dan kaca atau
air dan kaca), maka pada umum nya sebagian gelombang itu direfleksikan dan
sebagian lagi direfraksikan (ditransmisikan) kedalam material kedua. Misalnya,
bila kita memandang kedalam jendela restoran dari jalan, maka kita melihat
refleksi pemandangan dijalan, tetapi seseorang yang berada didalam restoran itu
dapat memandang keluar melalui jendela dengan pemandangan sama karena cahaya
mencapai orang itu dengan refraksi.
Kita menjelaskan arah sinar masuk, sinar yang
direfleksikan, dan sinar yang direfraksikan (yang ditransmisikan) pada
antarmuka yang halus diantara dua material optic sebagai sudut-sudut yang
dibuat oleh sinar-sinar itu dengan normal terhadap permukaan tersebut di titik
masuk. Jika antarmuka itu kasar, cahaya yang ditransmisikan dan cahaya yang direflaksikan
tersebut dihamburkan keberbagai arah dan tidak ada sudut transmisi tunggal atau
sudut refleksi tunggal.
1.2.RUMUSAN MASALAH
ü Apa yang dimaksud dengan Refleksi dan Refraksi?
ü Bagaimana terjadinya pembentukan bayangan oleh cermin
datar?
ü Bagaimana penjelasan tentang prinsip huygens yang
berhubungan dengan refleksi dan refraksi?
ü Bagaimana
cahaya sebagian direfleksikan dan sebagian direfraksikan?
ü Apa
yang dimaksud dengan prinsip fermat dan bagaimana hubungannya dengan konsep
gelombang itu sendiri?
1.3.TUJUAN
Ø Sepanjang
kajian ini kita akan membahas mengenai cahaya yang dinyatakan dalam gelombang.
Ø Untuk
membantu mahasiswa mengetahui sifat sifat cahaya terutama pada bagian refleksi
dan refraksi.
Ø Untuk
menjelaskan prinsip prinsip yang berhubungan dengan gelombang seperti prinsip
Huygens dan prinsip fermat.
BAB II
PEMBAHASAN

Sebelum membicarakan apa yang
dimaksud dengan sebuah bayangan, pertama kali kita memerlukan konsep benda
(object). Benda adalah segala sesuatu darimana sinar cahaya diradiasikan.
Cahaya ini dapat dipancarkan oleh benda itu sendiri jika benda itu bersinar sendiri,
seperti kawat pijar yang bersinar dari sebuah bola lampu. Alternatifnya cahaya
itu dapat dipancarkan oleh sumber lain (seperti lampu atau matahari) dan
kemudian direfleksikan dari benda itu, cahaya yang kita lihat pada buku atau
makalah. Supaya seorang pengamat melihat benda ini secara langsung, maka tidak
boleh ada rintangan diantara benda itu dengan mata pengamat.
Benda
pada gambar adalah sebuah benda titik yang tidak mempunyai ukuran fisik. Benda
nyata dengan panjang, lebar, dan tinggi dinamakan benda yang dipanjangkan.
Misalkan
beberapa berkas sinar dari benda itu menumbuk sebuah permukaan datar halus yang
bersifat merefleksikan sinar (Gambar 35-2). Permukaan ini dapat merupakan
permukaan sebuah material dengan indeks refraktif yang berbeda, yang
merefleksikan sebagian cahaya yang masuk itu, atau sebuah permukaan logam yang
digosok yang merefleksikan hampir 100% cahaya yang menumbuk permukaan itu.
Menurut
hukum refleksi, semua sinar yang menumbuk permukaan itu direfleksikan pada
sebuah sudut dari normal yang sama dengan sudut masuk. Karena permukaan itu
datar, maka normal itu berada dalam arah yang sama di semua titik pada
permukaan tersebut, dan kita mempunyai refleksi spekular. Setelah sinar sinar
itu direfleksikan, maka arahnya adalah sama seakan akan sinar sinar itu datang
dari titik P’. kita menamakan titik P sebagai titik benda dan titik P’ sebagai
titik bayangan yang bersangkutan, dan kita mengatakan bahwa permukaan yang
merefleksikan itu membentuk sebuah bayangan dari titik P.
Seandainya
permukaan pada Gambar 35-2 tidak halus, maka refleksi itu akan tersebar, dan sinar yang
direfleksikan dari bagian bagia yang berbeda dari permukaan itu akan pergi
dalam arah arah yang tidak terkait satu sama lain. Dalam kasus ini tidak akan ada titik bayangan P’ tertentu, dimana
semua sinar yang direfleksikan kelihatan nya berasal dari titik tersebut.
Sebuah
bayangan juga dibentuk oleh sebuah permukaan datar yang merefraksikan, seperti
yang diperlihatkan pada gambar 35-3. Sinar sinar yang dating dari titik P
direfraksikan pada antarmuka diantara dua material optis. Bila sudut sudut
masuk itu kecil, maka arah arah akhir dari sinar sinar itu setelah refraksi
adalah sama seakan akan sinar sinar itu dating dari titik p’ setelah refraksi
adalah sama seperti yang diperlihatkan, dan sekali lagi kita menamakan P’
sebagai sebuah titik bayangan.

Gambar disamping memperlihatkan dua
sinar yang berpencar dari sebuah titik benda P sejaug s disebelah kiri dari
sebuahcermin datar. Kita menamakan s sebagai jarak benda. Sinar PV masuk secara
normal pada cermin itu (yakni, PV tegak lurus terhadap permukaan cermin), dan sinar
itu kembali sepanjang lintasan nya semula.
Sinar PB membuat sudut
dengan PV. Sinar itu menumbuk cermin tersebut
pada sudut masuk
dan direfleksikan pada sudut yang sama dengan
normal. Bila kita membentangkan kedua berkas sinar yang direfleksikan itu
kearah belakang, maka kedua berkas sinar itu berpotongan pada titik P’, sejauh
s’ dibelakang cermin tersebut. Kita menamakan s’ adalah jarak bayangan. Garis
antara P dan P’ tegak lurus terhadap cermin itu. Kedua segitiga itu kongruen,
sehingga P dan P’ berada pada jarak yang sama dengan cermin, dan s dan s’
mempunyai besar yang sama. Titik bayangan P’ diletakkan persis berlawanan
dengan titik benda P dan sejauh P dibelakang cermin, sama jauhnya dengan P dari
depan cermin.


Arah dari semua sinar yang direfleksikan
keluar adalah sama seakan akan sinar sinar itu berasal dari titik P’ yang
memastikan bahwa P’ adalah bayangan dari P. tak peduli dimanapun pengamat itu
berada, dia akan selalu melihat bayangan itu di P’.
2.1.2. Kaidah Kaidah Tanda
1) Kaidah
tanda untuk jarak benda : Bila benda berada pada posisi yang sama dari
permukaan yang bersifat merefleksikan atau merefraksikan seperti cahaya yang
datang, maka jarak benda s adalah positif; jika tidak maka s adalah negative.
2) Kaidah
tanda untuk jaraj bayangan : Bila bayangan itu berada pada sisi yang sama dari
permukaan yang bersifat merefleksikan atau permukaan yang merefraksikan seperti
cahaya yang keluar, maka jarak bayangan s’ adalah positif; jika tidak maka s’
adalah negative
Jarak benda s dan jarak bayangan s’
dihubungkan saja oleh

Untuk sebuah permukaan datar yang
merefleksikan dan yang merefraksikan, jari jari kelengkungan adalah tak hingga
dan bukan merupakan sebuah kuantitas yang menarik atau berguna.
2.1.3. Bayangan Sebuah Benda Yang Dipanjangkan –
Cermin Datar
Rasio dari tinggi bayangan terhadap
tinggi benda,
,
dalam setiap situasi pebentukan bayangan dinamakan perbesaran lateral.


Untuk
cermin datar m adalah satu. Bayangan yang berlawanan dari sebuah benda
berdimensi tiga dibentuk oleh sebuah cermin datar yang mempunyai ukuran yang
sama seperti benda itu dalam semua dimensinya. Bila dimensi transversal dari
benda dan bayangan berada pada arah yang sama, maka bayangan adalah tegak. Jadi
sebuah cermin datar selalu membentuk sebuah bayangan tegak tetapi berlawanan.
Sebuah sifat penting dari semua
bayangan yang dibentuk oleh permukaan yang merefleksikan atau permukaan yang
merefraksikan adalah bahwa sebuah bayangan yang dibentuk oleh satu permukaan
atau alat optic dapat berperan sebagai benda untuk permukaan kedua atau alat
kedua.
2.2. Refleksi dan Refraksi

Indeks refraksi dari sebuah material optik (juga dinamakan
indeks refraktif), yang dinyatakan dengan n, memainkan peranan penting dalam
optika geometrik.

:

Cahaya
selalu berjalan lebih rambat di dalam material daripada di dalam ruang hampa,
sehingga nilai n dalam medium apapun selain ruang hampa selalu lebih besar
daripada satu.
Ingatlah
bahwa laju gelombang v berbanding terbalik dengan indeks refraksi n. semakin
besar indeks refraksi dalam suatu material, semakin lambat laju gelombang dalam
material tersebut.
2.2.1. Hukum Refleksi dan Hukum Refraksi
Kajian eksperimental mengenai arah sinar
masuk, sinar yang direfleksikan, dan sinar yang direfraksikan pada antarmuka
yang halus diantara dua material optic memunculkan kesimpulan-kesimpulan
berikut :
1) Sinar
masuk, sinar yang direfleksikan, dan sinar yang direfraksikan dan normal
terhadap permukaan semuanya terletak pada bidang yang sama. Bidang dari ketiga
sinar itu tegak lurus terhadap bidang permukaan batas diantara kedua material
tersebut. Kita selalu menggambarkan diagram sinar sehingga sinar masuk, sinar
yang direfleksikan, dan sinar yang direfraksikan berada dalam bidang diagram.
2) Sudut
refleksi
sama dengan sudut masuk
untuk
semua panjang gelombang dan untuk setiap pasangan material.




Hubungan ini, bersama sama dengan
pengamatan bahwa sinar masuk dan sinar yang direfleksikan dan normal, semuanya
terletak pada bidang yang sama, yang dinamakan hukum refleksi (law of
reflection)
3) Untuk
cahaya monokromotik dan untuk sepasang material yang diberikan, a dan b, pada
sisi sisi yang berlawanan dan antarmuka, rasio dari sinus sudut
dan
dimana kedua sudut itu diukur dari normal
terhadap permukaan, sama dengan kebalikan dari rasio kedua indeks refraksi :





Atau
:





Hasil eksperimen ini bersama sama
dengan pengamatan bahwa sinar masuk dan sinar yang direfraksikan dan normal
semuanya terletak dalam bidang yang sama, dinamakan hukum refraksi atau hukum
snellius .Hukum refleksi dan hukum refraksi berlaku tanpa memandang dari sisi
mana dari antarmuka itusinar masuk tersebut dating.
Intensitas sinar yang direfleksikan
dan intensitas sinar yang direfraksikan bergantung pada sudut masuk, kedua
indeks refraksi dan polarisasi (yakni, arah vector medan listrik) dari sinar
masuk. Fraksi yang direfleksikan merupakan yang paling kecil pada arah masuk normal (
),
sekitar 4% untuk antar muka udara-kaca. Fraksi itu semakin bertambah seiring
dengan sudut masuk yang semakin besar hingga mencapai 100% pada arah masuk yang
menyinggung (menyentuh) permukaan batas, ketika
90
.



Indeks refraksi bergantung bukan hanya
pada zat, tetapi juga pada panjang gelombang cahaya. Kebergantungan pada
panjang gelombang dinamakan dispersi. Indeks refraksi pada udara pada suhu dan
tekanan standar sekitar 1,0003, dan kita biasanya akan mengambilnya secara
eksak, yakni sama dengan satu. Indeks refraksi gas bertambah jika kecepatan gas
itu bertambah.sebagian besar kaca yang digunakan dalam instrument optic
mempunyai indeks refraksi antara sekitar 1,5 dan 2,0. Beberapa zat mempunyai
indeks yang lebih besar: dua contoh adalah intan dengan 2,417, dan rutil
(bentuk Kristal dari titanium dioksida) dengan 2,62.
2.2.2. Indeks refraksi dan Aspek Gelombang dari
Cahaya
Pertama, frekuensi f dari gelombang
itu tidak berubah bila lewat dari satu material ke material lainnya. Yakni,
banyaknya siklus gelombang datang persatuan
waktu harus sama dengan banyaknya siklus gelombang yang meninggalkan material
itu persatuan waktu ini merupakan pernyataan bahwa permukaan batas itu tidak
dapat menciptakan atau menghancurkan gelombang.
Kedua, panjang gelombang
dari gelombang itu secara umum berbeda dalam
material yang berbeda. Ini karena setiap material,
karena
adalah sama dengan setiap material seperti
dalam ruang hampa dan
selalu lebih kecil daripada laju gelombang
dalam ruang hampa, maka
juga akan direduksi. Jadi panjang gelombang
dari cahaya dalam sebuah material lebih kecil
daripada panjang gelombang
dari cahaya yang sama dalam ruang hampa. Dari
pembicaraan diatas,
.
Dengan menggabungkan ini dengan persamaan
maka kita mendapatkan












Bila gelombang lewat dari satu material kedalam material
kedua dengan indeks refraksi yang lebih besar, sehingga
, maka laju gelombang akan berkurang.

2.3. Prinsip Huygens
Prinsip
Huygens menyatakan bahwa setiap titik-titik pengganggu yang berada didepan muka
gelombang utama akan menjadi sumber bagi terbentuknya deretan gelombang yang
baru.
Jumlah
energi total deretan gelombang baru tersebut sama dengan energi utama.
Gambar
dibawah ini menunjukkan prinsip Huygens :
.
[Gambar diatas courtesy Answer.com]

Nama Huygens diberikan untuk menghormati matematikawan, astronomer dan fisikawan kondang Christiaan Huygens (1629-1695). Sebelum menggeluti bidang sains beliau sempat kuliah di Fakultas Hukum Universitas Leiden.
Prinsip
Huygens terutama berguna ketika gelombang menumbuk penghalang dan muka
gelombang terganggu sebagian. Prinsip Huygens meramalkan bahwa gelombang
menekuk dibelakang sebuah penghalang, seperti gambar diatas. Penekukan
gelombang dibelakang penghalang menjadi “daerah bayangan” dikenal sebagai
difraksi. Karena difraksi terjadi untuk gelombang, tetapi tidak untuk partikel,
ia dapat berfungsi sebagai cara untuk membedakan sifat cahaya.





Selanjutnya
kita akan menunjukkan bahwa hukum pembiasan
snell diperoleh langsung dari prinsip huygens, jika diketahui bahwa laju cahaya
pada medium manapun berhubungan dengan laju
pada hampa udara,
,
dan indeks bias
dari persamaan
.
Dari konstruksi huygens pada gambar, sudut ADC sama dengan
dan sudut BAD sama dengan
.
Kemudian untuk kedua segitiga yang memiliki sisi yang sama AD, kita dapatkan :








Kita bagi kedua persamaan ini dan diperoleh :

Kemudian, karena
dan




Ketika cahaya berjalan dari satu medium ke yang lainnya, rfekuensinya tidak
berubah, tetapi panjang gelombangnya berubah.

Dimana, pada langkah terakhir, kita gunakan persamaan
.
Jika medium 1 merupakan udara hampa (atau udara), sehingga
,
dan kita sebut
sebagai
saja,
maka panjang gelombang pada medium lain dengan indeks bias
)
akan menjadi






Contoh kasus pada hari yang panas para pengendara kendaraan bermotor kadang
kadang melihat fatamorgan berupa air dijalan didepan mereka, dengan kendaraan
lain yang jauh tampak terpantul.
2.4. Refleksi Internal Total
Dalam keadaan tertentu
bagaimanapun juga, semua cahaya itu dapat di refleksi kan kembali dari
antarmuka itu, dengan tidak adanya cahaya yang ditransmisikan, walaupun
material kedua tembus sinar. Refleksi internal total
terjadi hanya bila sebuah sinar memasuki antarmuka dengan
material kedua yang indeks refraksinya lebih kecil daripada indeks refraksi
dalam material yang dijalani oleh sinar itu. Kita dapat mencari sudut kritis bagi dua material yang
diberikan dengan membuat
=90̊
(
dalam hukum Snellius, maka




Refleksi internal total akan terjadi seandainya sudut masuk
lebih besar dari atau sama dengan
.


Sebagai contoh, untuk permukaan kaca udara dengan n=1,52 untuk kaca,






Sebuah prisma 45
-45
-90
,
yang digunakan dalam gambar disebut prisma porro. Cahaya masuk dan keluar
prisma itu pada sudut-sudut siku-siku terhadap hipotenusa dan direfleksikan
secara total disetiap muka yang lebih pendek. Perubahan total arah sinar itu
adalah 180
.
Teropong seringkali menggunakan gabungan dari dua prisma porro, seperti pada
gambar




Kecemerlangan intan sebagian besar bebabn sukan oleh
indeks refraksinya yang sangat tinggi (n=2,417) dan berkaitan dengan sudut
kritisnya yang tinggi. Cahaya yang memasuki sebuah potongan intan direfleksikan
internal secara total dari muka-muka pada permukaan belakangnya, kemudian
muncul keluar dari permukaan depan. Permata “intan imitasi”, seperti zirconia
kubus, dibuat dari material kristal yang kurang mahal dengan indeks refraksi
yang dapat dibandingkan dengan indeks refraksi intan asli.
2.5. Prinsip Fermat
Pernyataan asli prinsip Fermat adalah:
"Sebenarnya
jalan antara dua titik yang diambil oleh seberkas cahaya adalah salah satu yang
dilalui dalam waktu minimal."
Hukum snell dan hukum refleksi mengikuti langsung dari
pernyataan ini: "Mungkin diformulasikan
sedikit dalam hal panjang jalur optik sebagai cahaya, untuk pergi antara dua
titik, melintasi rute yang memiliki panjang lintasan optik terkecil."
Bentuk
modern-nya adalah "Sebuah sinar terang, untuk pergi antara dua titik,
harus menempuh jalan panjang sebagai optik yang stasioner sehubungan dengan
variasi jalan."
Hukum
refleksi memberikan gambar yang akrab tercermin dalam pesawat gambar cermin, di
mana jauh di belakang cermin sama dengan jarak benda di depan cermin.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Menurut
hukum refleksi, semua sinar yang menumbuk permukaan itu direfleksikan pada
sebuah sudut dari normal yang sama dengan sudut masuk. Karena permukaan itu
datar, maka normal itu berada dalam arah yang sama di semua titik pada
permukaan tersebut, dan kita mempunyai refleksi spekular. Setelah sinar sinar
itu direfleksikan, maka arahnya adalah sama seakan akan sinar sinar itu datang
dari titik P’. kita menamakan titik P sebagai titik benda dan titik P’ sebagai
titik bayangan yang bersangkutan, dan kita mengatakan bahwa permukaan yang
merefleksikan itu membentuk sebuah bayangan dari titik P. Arah dari semua sinar
yang direfleksikan keluar adalah sama seakan akan sinar sinar itu berasal dari
titik P’ yang memastikan bahwa P’ adalah bayangan dari P. tak peduli dimanapun
pengamat itu berada, dia akan selalu melihat bayangan itu di P’.
Cahaya
selalu berjalan lebih rambat di dalam material daripada di dalam ruang hampa,
sehingga nilai n dalam medium apapun selain ruang hampa selalu lebih besar
daripada satu.